Jejak Matematika di Balik Masjid Bersejarah; Mahasiswa PMTK Eksplorasi Etnomatematika di Masjid Nurul Amilin Banjarmasin - Warta Global KALSEL

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Jejak Matematika di Balik Masjid Bersejarah; Mahasiswa PMTK Eksplorasi Etnomatematika di Masjid Nurul Amilin Banjarmasin

Tuesday, 17 June 2025

Banjarmasin, Warta Global Kalsel – Pernahkah terbayang, Masjid tua bisa menjadi sumber inspirasi bagi pembelajaran Matematika? Hal itu terbukti ketika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika (PMTK) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) melakukan ekspedisi ilmiah ke Masjid Nurul Amilin di Kelayan B, Banjarmasin, Senin 16 Juni 2025.


Kunjungan ini bukan sekadar wisata edukatif atau kunjungan spiritual biasa. Para Mahasiswa dengan antusias mengeksplorasi arsitektur dan ornamen Masjid yang dibangun sejak masa awal pendudukan Jepang  tahun 1942. 

Dibalik kemegahan dan kesahajaan bangunan, tersembunyi nilai-nilai matematika lokal yang dikenal sebagai  “Etnomatematika “ yakni penerapan Matematika dalam budaya suatu Masyarakat.

Didampingi Dosen PMTK dan Tokoh Masyarakat setempat, Mahasiswa menelusuri konsep geometris dalam pola ukiran kayu ulin, mengamati simetri desain kubah dan rasio antarstruktur bangunan.

Semua ini menjadi bahan penelitian yang membuka cakrawala baru tentang Matematika dalam kehidupan nyata.

“Saya tidak menyangka, bangunan ini menyimpan banyak pola Matematika. Misalnya, proporsi antar tiang, bentuk lengkung mihrab, hingga pola pengulangan pada hiasan kayu,” ungkap Ikhsan, salah satu Mahasiswa yang terlibat, dengan penuh kekaguman.

Sedangkan Ketua Program Studi PMTK, Azis Muslim, M.Pd, menyatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari pengenalan konsep Etnomatematika kepada Mahasiswa.

"Kami ingin mengajak Mahasiswa memahami Matematika tidak hanya soal angka dan rumus. Ia hidup dalam budaya, dalam seni, dan bahkan dalam warisan leluhur Kita,” jelasnya.

Masjid Nurul Amilin merupakan salah satu ikon sejarah di kawasan Kelayan B. Dibangun di atas tanah wakaf  Haji Talib, bangunan ini tetap mempertahankan keaslian material kayu ulin pada pintu dan dinding, menjadikannya situs penting dari sisi budaya maupun arsitektur tradisional Banjar.

Kunjungan Akademik ini disambut hangat oleh  H. Muhammad Idris, S.H.I, Ketua Pengelola Masjid Nurul Amilin. 

“Kami bangga melihat Generasi Muda datang tidak hanya untuk beribadah, tapi juga belajar dan meneliti. Semoga Masjid ini terus hidup dan dikenang bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga pusat ilmu dan budaya,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi penanda, pembelajaran Matematika dapat dikaitkan secara langsung dengan pelestarian budaya dan sejarah. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi dari bangunan, ornamen, dan kisah-kisah yang hidup di tengah Masyarakat. 

"Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah, Masjid Bersejarah adalah Laboratorium Budaya dan Matematika yang Tak Ternilai Harganya!"*****juna

KALI DIBACA