Perkembangan Kinerja Fiskal Regional Kalimantan Selatan Periode s.d. 31 Mei 2025 - Warta Global Kalsel

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Perkembangan Kinerja Fiskal Regional Kalimantan Selatan Periode s.d. 31 Mei 2025

Tuesday, 24 June 2025



“Resiliensi Ekonomi Kalsel; Tetap Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Global”

Banjarmasin, 24 Juni 2025, Warta Global Kalsel 
Perekonomian Regional Kalsel: “Ekonomi Kalsel Tumbuh Solid, Sektor Tambang dan Konsumsi Jadi Penopang”
Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, perekonomian Kalimantan Selatan 
berhasil menunjukkan ketahanan dan capaian positif. Ketegangan geopolitik yang belum mereda, kelanjutan 
perang tarif antara negara-negara besar, serta perlambatan ekonomi global menjadi tantangan tersendiri 
bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, di tengah kondisi tersebut, Kalimantan Selatan mencatat 
pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 4,81% (yoy) pada Triwulan I tahun 2025.
Pertumbuhan ini mencerminkan resiliensi ekonomi daerah dalam merespons dinamika eksternal, 
sekaligus menunjukkan keberhasilan menjaga stabilitas dan mendorong aktivitas ekonomi domestik. Sektor 
Pertambangan dan Penggalian menjadi motor utama penggerak pertumbuhan dengan kontribusi sebesar 
28,33% terhadap total PDRB. Peran strategis sektor ini tetap dominan, terutama dalam mendukung ekspor 
dan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen 
terbesar dalam struktur PDRB Kalimantan Selatan, dengan kontribusi sebesar 48,55%. Tingginya peran 
konsumsi ini mencerminkan daya beli masyarakat yang relatif terjaga serta optimisme terhadap kondisi 
ekonomi ke depan.
Neraca Perdagangan mei 2025 tercatat mengalami surplus sebesar US$794,49 juta. Namun surplus 
tersebut mengalami penurunan. Penurunan neraca perdagangan pada Mei 2025 secara bulanan 
disebabkan oleh peningkatan nilai impor yang cukup signifikan sebesar 56,85% mtm, sedangkan nilai 
ekspor justru mengalami kontraksi tipis sebesar minus 1,73,% mtm. Turunnya devisa ekspor pada Mei 
disebabkan oleh turunnya volume ekspor komoditas batubara (HS2701) dan lignit (HS2702). Dari sisi devisa 
impor justru mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikkan impor kapal pengangkut (HS8901) 
pada bulan Mei 2025.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Kalimantan Selatan pada awal tahun 2025 menunjukkan arah pemulihan yang menjanjikan, di tengah tekanan global yang belum sepenuhnya mereda. Dengan penguatan 
sektor unggulan dan daya beli masyarakat yang tetap tumbuh, Kalimantan Selatan menunjukkan kemampuan adaptasi dan daya saing yang kuat dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

KINERJA APBN 
“Pendapatan Negara Terus Diupayakan Mencapai Target”
Target pendapatan APBN di Kalimantan Selatan pada tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp22,04
triliun. Sampai dengan Mei 2025, kinerja APBN dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp4,41 triliun
atau 19,99% dari target. Capaian ini mengalami kontraksi 42,65% dibandingkan periode yang sama tahun 
lalu. Penerimaan Perpajakan mendominasi pendapatan negara. Walaupun secara keseluruhan penerimaan 
negara terkontraksi, penerimaan dari kepabeanan dan cukai sudah melampaui target dan tumbuh positif 
224,80%.

Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara terdiri dari tiga jenis penerimaan. Pertama, 
Penerimaan Perpajakan, yang dirinci kedalam beberapa jenis yaitu Penerimaan PPh Non Migas sebesar 
Rp3,18 triliun, mengalami kontraksi sebesar 18,27%, karena pembayaran tukin POLRI dan sertifikasi guru 
dilakukan secara terpusat sehingga setoran PPh Pasal 21 beralih ke Jakarta. Selain itu penurunan dari 
sektor Administrasi Pemerintahan sebesar minus 19,78% disebabkan oleh turunnya pagu anggaran 2025 
dan kebijakan efisiensi. Kemudian penerimaan PBB sebesar Rp43,26 miliar, mengalami kontraksi sebesar
80,69%. Kontraksi di penerimaan PBB ini dikarenakan WP yang melakukan pembayaran selain tahun 
berjalan mengalami penurunan. Selain itu, ada penerimaan PPN dan PPn BM sebesar minus Rp278,19 
miliar, mengalami kontraksi sebesar 111,24%, karena restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang 
sama pada tahun lalu. Dan yang terakhir ada penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp355,76 miliar, 
tumbuh sebesar 8.753,76% dari penerimaan tahun lalu.
Kedua, penerimaan Kepabeanan dan Cukai direalisasikan sebesar Rp406,51 M. Penerimaan Bea 
dan Cukai ditopang oleh Bea Keluar sebesar 94,99% dari total penerimaan. Penerimaan Lainnya yang 
dipungut oleh DJBC sebesar Rp2.175,3 M. Salah satu komponen penerimaan lainnya antara lain pada Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terealisasi Rp964,10 M terdiri dari PPh Impor Rp179,4 M dan PPN 
Impor Rp784,7 M
Ketiga, Realisasi PNBP sebesar Rp697,13 miliar, mengalami kontraksi 12,57%. Terdiri dari Pendapatan BLU Rp187,84 miliar, tumbuh 5,12%, sementara PNBP Lainnya sebesar Rp509,29 miliar, 
terkontraksi 17,68%. PNBP yang dikelola oleh DJKN antara lain PNBP Aset, Piutang Negara, dan Lelang 
dengan total kontribusi terhadap pendapatan negara sebesar Rp11,97 miliar.
“Realisasi Belanja Negara: Efisiensi Anggaran, Manfaat Maksimal”
Dari sisi belanja negara, dari pagu sebesar Rp38,09 triliun, telah terealisasi sebesar Rp13,36 triliun 
atau 35,07% dari pagu. Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) 
sebesar Rp2,56 triliun atau 25,10% dari Rp10,2 triliun, sedangkan Belanja Transfer ke Daerah (TKD)
terealisasi sebesar Rp10,80 triliun atau 38,71%.
Pada tahun 2025, pagu untuk belanja APBN di Kalsel menurun 8,62%. Penurunan pagu tersebut
turut berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan belanja APBN di Kalsel s.d. Mei 2025. Jenis Belanja 
TKD masih mendominasi struktur belanja APBN di Kalsel dengan kontribusi 80,85% dari total belanja 
APBN. Di tengah implementasi kebijakan efisiensi anggaran, kinerja penyerapan belanja APBN terus dijaga 
agar terus memberi dampak positif bagi perekonomian Kalsel.
Adapun detail rincian realisasi BPP terdiri dari, pertama, realisasi Belanja Pegawai s.d. Mei 2025 
sebesar Rp1,72 triliun atau 43,56%. Realisasi ini meningkat dari 2024 dipengaruhi oleh rapelan TPG Non 
PNS pada Kemenag & LLDIKTI, kenaikan gaji pokok pegawai, dan peningkatan jumlah PPPK. Secara 
agregat, belanja gaji dan tunjangan naik 4,30% (yoy) dan belanja tunkin naik 3,18% (yoy), honor serta 
lembur naik 4,61% yoy
Kedua, realisasi Belanja Barang sebesar Rp0,71 triliun atau 14,52%, menurun dari 2024 
dipengaruhi oleh adanya efisiensi belanja, dan belum adanya realisasi dari satker pagu terbesar (Rp1,3
triliun) untuk program swasembada pangan. Penurunan belanja terutama pada belanja Barang Non 
Operasional, belanja Perjalanan Dinas, dan Belanja Barang Jasa.
Ketiga, realisasi Belanja Modal sebesar Rp0,12 triliun atau 9,14%, menurun dari 2024 dipengaruhi 
oleh adanya efisiensi belanja. Penurunan belanja Terutama pada Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan 
Jaringan, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, serta Belanja Modal Fisik Lainnya.
Adapun realisasi pembayaran Gaji ke-13 bagi ASN pusat sebesar Rp227,41 miliar yang disalurkan 
kepada 56.744 pegawai. Pembayaran tersebut dilakukan menjelang tahun ajaran baru, untuk membantu 
biaya pendidikan keluarga ASN dan pensiunan.


KINERJA TKD: Dana Desa Tahap II sudah mulai salur, Tanah bumbu jadi yang pertama salur”
Sampai 31 Mei 2025, TKD sudah tersalurkan sebesar Rp10,80 triliun atau 38,71% dari Pagu
sebesar Rp27,9 triliun. Dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, penyaluran TKD secara growth
mengalami penurunan 7,18%. Hal ini karena penurunan cukup signifikan pagu DBH yang menjadi mayoritas 
alokasi TKD Pemda di Kalsel. Berdasarkan kinerja persentasinya , kinerja penyaluran tertinggi ada pada 
Kab. Hulu Sungai Utara sebesar 42,07% dari pagu. Sedangkan kinerja penyaluran terendah ada pada Kab. 
Kotabaru sebesar 36,26% dari pagu. Penyaluran Dana Desa Tahap Pertama sudah salur semuanya. Ini 
mengindikasikan bahwa dana desa bisa menjadikan kebermanfaatan bagi masyarakat desa di Kalimantan 
selatan. Dana Desa tahap dua sudah mulai salur, Kab Tanah Bumbu menjadi yang pertama menyalurkan 
di Kalsel. 

KINERJA APBD
“PAD Kalsel Merangkak Naik, Transfer Pusat Masih Jadi Penopang Utama”
Kinerja APBD Regional Kalimantan Selatan di Bulan Mei 2025 adalah sebagai berikut: untuk realisasi pendapatan daerah mencapai Rp14,02 triliun atau sekitar 33,55% dari target, terkontraksi sebesar
15,68% jika dibandingkan tahun lalu. Rincian dari pendapatan daerah yaitu untuk Pendapatan Asli Daerah 
(PAD) sebesar Rp3,43 triliun atau 40,62%, Pendapatan Dana Transfer Rp10,35 triliun atau 31,63%, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp248,46 miliar atau 38,62%. Kinerja PAD Kalsel mengalami 
peningkatan 10,59% yoy.
Komponen pendapatan yang mendominasi struktur Pendapatan Daerah adalah Pendapatan 
Transfer sebesar Rp10.35 triliun (kontribusi 73,78%) dengan capaian 31,63% dari target yang diharapkan. 
Sementara porsi Pendapatan Asli Daerah 24,45% dari total Pendapatan dan Lain-Lain Pendapatan yang 
Sah sebesar 1,77%. Sampai dengan Mei 2025, seluruh Pemda telah mencatatkan pendapatan dengan 
persentase capaian tertinggi pada Kab. Tanah Laut sebesar 48,6% dari target. Sementara berdasarkan 
nominal Pemprov. Kalsel mengumpulkan pendapatan tertinggi sebesar Rp3.940,84 M.
Realisasi belanja APBD tercatat sebesar Rp10,27 triliun atau 21,68% dari total pagu anggaran. 
Rincian dari belanja daerah tersebut terdiri atas Belanja Operasi sebesar Rp7,10 triliun, Belanja Modal 
sebesar Rp592,22 miliar, Belanja Tidak Terduga sebesar Rp4,80 miliar, dan Belanja Transfer sebesar 
Rp2,57 triliun.
Kinerja Belanja APBD mengalami kontraksi 17,61% yoy, yang dikontribusikan oleh menurunnya 
realisasi pada seluruh jenis belanja. Belanja Modal mengalami kontraksi paling signifikan sebesar 68,21% 
sementara belanja operasi, juga mengalami kontraksi masing-masing sebesar 12,01%. Belanja modal 
adalah kunci pembangunan daerah, diharapkan realisasinya dapat dipercepat agar manfaatnya dapat 
segera dirasakan masyarakat.
Sampai dengan Mei 2025, seluruh Pemda di Kalsel telah telah merealisasikan belanja dengan 
capaian persentase belanja tertinggi pada Kabupaten Barito Kuala sebesar 29,3% dari pagu. Berdasarkan 
nominal belanja, Pemprov Kalsel merealisasikan belanja dengan nominal tertinggi diantara Pemda lain 
sebesar Rp3.01 triliun.

KINERJA KUR dan UMi:
“Penyaluran KUR dan Pembiayaan UMi Dukung Pemberdayaan UMKM”
Realisasi penyaluran KUR sebesar Rp2,1 triliun kepada 35.811 debitur atau 36,96% dari target Rp5,69 T. KUR telah disalurkan oleh 10 Bank Penyalur dan 1 LKBB. KUR disalurkan secara Konvensional 
sebesar Rp2,02 triliun (96,24%) dan Syariah Rp79 miliar (3,76%). Bila dilihat dari Persentase Realisasi 
Penyaluran KUR terhadap Target, Kinerja penyaluran KUR di Kalsel menempati Peringkat ke-26 Nasional 
dan peringkat ke-4 di regional Kalimantan.
Kota Banjarmasin merupakan kota dengan penyaluran KUR tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp444,39 miliar yang disalurkan kepada 6.227 debitur. BRI merupakan Bank/LKBB 
dengan penyaluran KUR tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp1,47 triliun yang  disalurkan kepada 30.310 debitur. 
Penyaluran pembiayaan UMi terealisasi sebesar Rp12,83 miliar kepada 2.572 debitur. Penyaluran 
UMi secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 82,53% (yoy). UMi disalurkan secara Konvensional 
sebesar Rp3,15 miliar (24,57%) dan Syariah Rp9,68 miliar (75,43%). Kinerja ini menempatkan Kalsel pada 
peringkat ke 24 Nasional dan peringkat ke 2 Regional Kalimantan.
Kota Banjarmasin merupakan kabupaten/kota dengan penyaluran pembiayaan UMi tertinggi per 
Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp2,72 miliar yang disalurkan kepada 489 debitur. PNM merupakan LKBB dengan penyaluran pembiayaan UMi tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp9,68 miliar yang disalurkan kepada 2.059 debitur.*****


KALI DIBACA