Noorhalis Majid (Ambin Demokrasi) : Pilkada, Sindrom Penjual Obat Kaki Lima - WARTA GlOBAL KALSEL

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Noorhalis Majid (Ambin Demokrasi) : Pilkada, Sindrom Penjual Obat Kaki Lima

Tuesday 16 April 2024
Banjarmasin, WARTA GLOBAL.id  - Kalau anda lahir sebelum dan sekitar tahun 80-an, pasti sering menyaksikan atraksi penjual obat kaki lima, yang dalam bahasa Banjar disebut tukang obat. 

Si penjual obat sangat mahir berkomunikasi. Mampu berbicara berjam-jam tanpa henti, tanpa bisa disela, memukau, dan menghipnotis penontonnya.

Di bawah tenda besar yang berfungsi sebagai arena, orang berkerumun mendengarkan ocehan penjual obat. Ada sesuatu sangat istimewa yang akan diperlihatkan, biasanya “sesuatu” tersebut disimpan pada sebuah kotak yang diletakkan di tengah arena. Jadilah si penjual mempromosikan benda istimewa tersebut sebagai yang sangat penting untuk diketahui dan pada waktunya kotak itu dijanjikan dibuka. 

Disampaikan berbagai cerita hingga semua yang menonton menjadi penasaran dan enggan beranjak dari tempat dia berkerumun, menunggu sampai kotak dibuka. 

Pada saat penonton semakin penasaran, disitulah obat ditawarkan. Padahal aslinya mungkin hanya vitamin kebugaran tubuh, tetapi karena dikisahkan memiliki berbagai kemujaraban, mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan memiliki keterhubungan dengan benda istimewa yang ada dalam kotak, akhirnya semua penonton berebut membelinya.

Hingga semua obat terjual habis, benda istimewa yang ada dalam kotak tidak juga kunjung dibuka. Penontonpun satu persatu mundur teratur digantikan penonton lainnya, dan si penjual obat terus mengoceh menceritakan berbagai hal yang tidak diketahui kebenarannya.

Begitulah penjual obat kaki lima. Para kandidat bakal calon Pilkada, tentu bukan “si penjual obat” dan bukan pula mengidap sindrom penjual obat. Karenanya tidak perlu mengarang cerita yang aneh-aneh, seolah paling istimewa, sudah berjasa melakukan ini dan itu, bahkan merasa paling layak mewujudkan segalanya.

Sebab yang nyata dibutuhkan adalah calon berintegritas, yang karena kejujuran dan kesungguhannya, berkomitmen mewujudkan kesejahtraan bersama. 

Sampaikan perubahan apa yang akan ditawarkan, dan berikan garansi berupa integritas. (nm).***juna

KALI DIBACA